Dibangun Rp1,3 triliun, 2 Bendungan di Bogor Ini Sengaja Tak Diisi Air

Dibangun Rp1,3 triliun, 2 Bendungan di Bogor Ini Sengaja Tak Diisi Air

Smallest Font
Largest Font

BogorZoneNews - Dua bendungan yang ada di Kabupaten Bogor ini, sengaja dibangun Presiden Joko Widodo, dengan menggelontorkan Rp1,3 triliun.

Namun keberadaan bendungan yang berada di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ini fungsinya berbeda dengan bendungan pada umumnya, yang biasanya digunakan untuk penyedia air baku juga sumber pembangkit listrik.

Bukan tanpa alasan kedua bendungan yang mulai dibangun sejak tahun 2016 tersebut tidak diisi air. Pasalnya kedua bendungan itu berfungsi sebagai dry dam, bendungan kering pertama di Indonesia, sebagai infrastruktur pengendali banjir di Jakarta. 

Sebab, dengan adanya kedua bendungan itu, dapat menampung air hujan dan menahan debit air di hulu Sungai Ciliwung dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango. 

Lantas, air diatur dan parkir terlebih dulu, sehingga nanti dialirkan dengan debit tertentu atau debit normal ke Bendungan Katulampa dan hilir di Jakarta.

Sehingga tidak langsung menuju Bendung Katulampa atau mengalir ke hilir dengan cepat, dan mengakibatkan Jakarta kebanjiran.

Karena, Jakarta tak hanya sebagai Ibu Kota Negara, tetapi juga memiliki peran ekonomi sehingga menjadi barometer perekonomian Indonesia. 
Dengan peran yang sangat vital itu, persoalan yang kerap menyeruak ketika musim hujan adalah bencana banjir.

Lantaran itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane melakukan upaya-upaya pengendalian banjir Sungai Ciliwung dengan dibangunnya bendungan kering, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, yang diresmikan Presiden Jokowi pada 23 Desember 2022 lalu.

Bendungan Ciawi memiliki daya tampung sebanyak 6,05 juta M³ dan luas genangan hingga 39,40 hektar.

Sedangkan Bendungan Sukamahi yang terletak di desa Megamendung Kabupaten Bogor ini memiliki daya tampung hingga 1,7 juta meter³. ***

Penulis: Dimas
Editor: Deddy Blue

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author